1.
Candi
Borobudur
Candi Borobudur adalah candi terbesar peninggalan Abad ke 9. Candi ini
terlihat begitu impresif dan kokoh sehingga terkenal seantero dunia.
Peninggalan sejarah yang bernilai tinggi ini sempat menjadi salah satu dari tujuh
keajaiban dunia.
Namun tahukah Anda bahwa seperti halnya pada bangunan purbakala yang lain, Candi Borobudur tak luput dari misteri mengenai cara pembuatannya? Misteri ini banyak melahirkan pendapat yang spekulatif hingga kontroversi. Dengan beberapa catatan dan referensi yang terbatas, saya coba menganalisis dan sedikit menguak tabir misteri pembuatan candi ini yang ternyata tidak perlu di-misteri-kan!
Namun tahukah Anda bahwa seperti halnya pada bangunan purbakala yang lain, Candi Borobudur tak luput dari misteri mengenai cara pembuatannya? Misteri ini banyak melahirkan pendapat yang spekulatif hingga kontroversi. Dengan beberapa catatan dan referensi yang terbatas, saya coba menganalisis dan sedikit menguak tabir misteri pembuatan candi ini yang ternyata tidak perlu di-misteri-kan!
Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa. Candi Borobudur didirikan di atas sebuah bukit atau deretan bukit-bukit kecil yang memanjang dengan arah Barat-Barat Daya dan Timur-Tenggara dengan ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 34.5 m diukur dari permukaan tanah datar di sekitarnya dengan puncak bukit yang rata.
Candi Borobudur juga terlihat cukup kompleks dilihat dari bagian-bagian yang dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel. Terdapat 504 arca yang melengkapi candi.
Material Penyusun Candi
Inti tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar atau tanah pondasi Candi Borobudur dibagi menjadi 2, yaitu tanah urug dan tanah asli pembentuk bukit. Tanah urug adalah tanah yang sengaja dibuat untuk tujuan pembangunan Candi Borobudur, disesuaikan dengan bentuk bangunan candi.
2. Candi Pawon
Candi Pawon terletak 1,5 km ke arah barat dari
Candi Mendut dan ke arah timur dari Candi Borobudur, juga merupakan sebuah
candi Budha. Saat diteliti secara lengkap pada reliefnya, ternyata merupakan permulaan
relief Candi Borobudur.
Banyak orang mengira Candi Pawon merupakan sebuah
makam, namun setelah diteliti ternyata merupakan tempat untuk menyimpan senjata
Raja Indera yang bernama Vajranala. Candi ini terbuat dari batu gunung
berapi. Ditinjau dari seni bangunannya merupakan gabungan seni bangunan Hindu
Jawa kuno dan India. Candi Pawon terletak tepat di sumbu garis yang
menghubungkan Candi Borobudur dan Candi Mendut.
Kemungkinan candi ini dibangun untuk kubera.
Candi ini berada di atas teras dan tangga yang agak lebar. Semua
bagian-bagiannya dihiasi dengan stupa (dagoba) dan dinding-dinding
luarnya dengan gambar-gambar simbolis.
3.
Candi Mendut
Candi Mendut
terletak 3 km ke arah timur dari Candi Borobudur, merupakan candi Budha yang
dibangun tahun 824 Masehi oleh Raja Indera dari wangsa Syailendra. Di dalam
Candi Mendut terdapat 3 (tiga) patung besar.
- Cakyamuni yang sedang duduk bersila dengan posisi tangan memutar roda dharma.
- Awalokiteswara sebagai Bodhi
Satwa membantu umat manusia
Awalokiteswara merupakan patung amitabha yang berada di atas mahkotanya, Vajrapani. Ia sedang memegang bunga teratai merah yang diletakkan di atas telapak tangan. - Maitreya sebagai penyelamat manusia di masa depan
Ada cerita untuk
anak-anak pada dinding-dindingnya. Candi ini sering dipergunakan untuk
merayakan upacara Waisak setiap Mei pada malam bulan purnama dan dikunjungi
para peziarah dari Indonesia maupun manca negara.
Candi ini
lebih tua dari Candi Borobudur. Arsitekturnya persegi empat dan mempunyai pintu
masuk di atas tangganya. Atapnya juga persegi empat dan bertingkat-tingkat, ada
stupa di atasnya.
4.
Prasasti Telaga Batu
Prasasti
Telaga Batu 1 ditemukan di sekitar kolam Telaga Biru (tidak jauh dari
Sabokingking), Kel. 3 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Kota Palembang, Sumatera
Selatan, pada tahun 1935 Di sekitar lokasi penemuan prasasti ini juga ditemukan
prasasti Telaga Batu 2, yang berisi tentang keberadaan suatu vihara di sekitar
prasasti. Pada tahun-tahun sebelumnya ditemukan lebih dari 30 buah prasasti
Siddhayatra. Prasasti Telaga Batu dipahatkan pada sebuah batu andesit
yang sudah dibentuk sebagaimana layaknya sebuah prasasti dengan ukuran tinggi
118 cm dan lebar 148 cm. Di bagian atasnya terdapat hiasan tujuh ekor kepala
ular kobra, dan di bagian bawah tengah terdapat semacam cerat (pancuran) tempat
mengalirkan air pembasuh. Tulisan pada prasasti berjumlah 28 baris, berhuruf
Pallawa, dan berbahasa Melayu Kuno.
5.
Prasasti Talang Tuo
Prasasti Talang Tuo ditemukan di sebelah barat
kota Palembang, berangka tahun 606 Saka/684 Masehi. Isi prasasti Talang Tuwo
adalah mengenai pembangunan suatu taman yang luas, Sriksetra, Bukit Siguntang
oleh Raja Sriwijaya sebagai hadiah untuk rakyatnya. Selain berisi pesan dari
raja, prasasti tersebut juga memuat doa-doa dedikasi untuk kebahagiaan raja
Sriwijaya dan kebahagiaan semua makhluk.
0 komentar: